Maraknya kasus
yang berbau seksual seperti pelecehan seksual hingga hamil di luar nikah yang
terjadi dalam kehidupan remaja beberapa tahun terakhir ini nampaknya sudah
menjadi kasus serius dan harus ditangani secara persuasif melalui sistem pembelajaran
di sekolah-sekolah. Dalam hal ini, pihak sekolah merupakan pihak terdepan dan
yang paling berwenang dalam melaksanakan pembelajaran. Sedangkan sasaran yang
paling utama dari Sex Education ini adalah
para siswa/siswi khususnya dalam jenjang SMP dan SMA.
Banyak faktor yang
melatarbelakangi siswa/siswi dalam pergaulannya hingga terjadinya Free Sex seperti faktor lingkungan,
pergaulan, agama, dan moral. Namun hal ini dapat diminimalisir salah satunya
melalui Sex Education dalam
pengajaran di sekolah. Hal ini bertujuan untuk membekali para siswa/siswi dalam
pengetahuannya seputar seks, sampai dengan bahaya-bahaya Free Sex. Namun hal yang paling ditekankan dalam Sex Education disini adalah sosialisasi
bahaya dan akibat buruk dari Free Sex
yang dipandang dari segi agama, sosial, dan moral. Ketiga aspek inilah yang
memiliki peran penting dalam “menyadarkan” para peserta didik. Pertama, ketika Free Sex dikaitkan dengan agama, dapat
dijelaskan bahwa betapa tidak ada satu agama pun yang tidak melarang Free Sex dan itu akan diganjar dengan
dosa yang sangat besar. Dengan pembekalan agama yang kuat, diharapkan para
siswa/siswi dapat menjaga pergaulannya karena telah mengetahui betapa besarnya
akibat dari perbuatan yang dilarang oleh agamanya. Kedua, Sex Education tidak akan lepas dari kehidupan sosial dan pergaulan
dari siswa/siswi. Baik buruknya pergaulan seseorang bergantung pada lingkungan
pergaulannya, namun tidak lepas juga dari sikap dirinya sendiri. Pada aspek ini
juga akan dijelaskan bahaya dari pergaulan bebas serta akibatnya berupa
pengucilan, pencemoohan, dan lain-lain. Ketiga, Sex Education akan ditanamkan bersamaan dengan penanaman moral
kepada semua siswa/siswi, salah satunya melalui penambahan pendidikan moral.
Selain itu,
penyampaian Pendidikan Seks melalui tiga aspek tersebut juga harus dengan cara
yang tepat dan persuasif. Pihak sekolah dapat melaksanakannya melalui kegiatan
belajar mengajar di kelas. Sex Education
juga dapat dilaksanakan melalui organisasi yang ada di sekolah masing-masing,
misalnya acara sosial melalui OSIS, acara kesehatan melalui PMR, dan
sebagainya. Dengan kerja sama berbagai pihak dalam melaksanakan Sex Education ini, diharapkan Free Sex dan pergaulan bebas para anak
dan remaja Indonesia dapat berkurang setiap tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar