Minggu, 30 Desember 2012

BEASISWA DATAPRINT

Partisipasi DataPrint dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia tidak henti-hentinya. Di tahun 2009, DataPrint pernah mengadakan program DataPrint Academy yang memberikan kesempatan kepada 30 orang pelajar SMA dari seluruh Indonesia untuk mengikuti workshop selama lima hari di bidang kreatifitas dan entrepreneurship. Kemudian di tahun 2011, sebanyak 700 orang pelajar dan mahasiswa telah menerima beasiswa pendidikan dengan total ratusan juta rupiah. Para penerima beasiswa berasal dari Pekanbaru, Bandung, Jakarta, Ponorogo, Kendari, Martapura, Dumai, Malang, dan lain-lain.

Tahun ini, DataPrint kembali membuka program beasiswa bagi 700 orang pelajar dan mahasiswa. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint. Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.

Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu di www.beasiswadataprint.com SEKARANG JUGA!

Info dan Peraturan, klik http://beasiswadataprint.com/?page_id=2




Minimalisasi Free Sex melalui Sex Education dalam Pengajaran di Sekolah



Maraknya kasus yang berbau seksual seperti pelecehan seksual hingga hamil di luar nikah yang terjadi dalam kehidupan remaja beberapa tahun terakhir ini nampaknya sudah menjadi kasus serius dan harus ditangani secara persuasif melalui sistem pembelajaran di sekolah-sekolah. Dalam hal ini, pihak sekolah merupakan pihak terdepan dan yang paling berwenang dalam melaksanakan pembelajaran. Sedangkan sasaran yang paling utama dari Sex Education ini adalah para siswa/siswi khususnya dalam jenjang SMP dan SMA.
Banyak faktor yang melatarbelakangi siswa/siswi dalam pergaulannya hingga terjadinya Free Sex seperti faktor lingkungan, pergaulan, agama, dan moral. Namun hal ini dapat diminimalisir salah satunya melalui Sex Education dalam pengajaran di sekolah. Hal ini bertujuan untuk membekali para siswa/siswi dalam pengetahuannya seputar seks, sampai dengan bahaya-bahaya Free Sex. Namun hal yang paling ditekankan dalam Sex Education disini adalah sosialisasi bahaya dan akibat buruk dari Free Sex yang dipandang dari segi agama, sosial, dan moral. Ketiga aspek inilah yang memiliki peran penting dalam “menyadarkan” para peserta didik. Pertama, ketika Free Sex dikaitkan dengan agama, dapat dijelaskan bahwa betapa tidak ada satu agama pun yang tidak melarang Free Sex dan itu akan diganjar dengan dosa yang sangat besar. Dengan pembekalan agama yang kuat, diharapkan para siswa/siswi dapat menjaga pergaulannya karena telah mengetahui betapa besarnya akibat dari perbuatan yang dilarang oleh agamanya. Kedua, Sex Education tidak akan lepas dari kehidupan sosial dan pergaulan dari siswa/siswi. Baik buruknya pergaulan seseorang bergantung pada lingkungan pergaulannya, namun tidak lepas juga dari sikap dirinya sendiri. Pada aspek ini juga akan dijelaskan bahaya dari pergaulan bebas serta akibatnya berupa pengucilan, pencemoohan, dan lain-lain. Ketiga, Sex Education akan ditanamkan bersamaan dengan penanaman moral kepada semua siswa/siswi, salah satunya melalui penambahan pendidikan moral.
Selain itu, penyampaian Pendidikan Seks melalui tiga aspek tersebut juga harus dengan cara yang tepat dan persuasif. Pihak sekolah dapat melaksanakannya melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Sex Education juga dapat dilaksanakan melalui organisasi yang ada di sekolah masing-masing, misalnya acara sosial melalui OSIS, acara kesehatan melalui PMR, dan sebagainya. Dengan kerja sama berbagai pihak dalam melaksanakan Sex Education ini, diharapkan Free Sex dan pergaulan bebas para anak dan remaja Indonesia dapat berkurang setiap tahunnya.